Surabaya, PW: Namanya Muhammad Rifai (23) seorang anak muda kelahiran Sampang, Madura . Dia memilih merantau ke Surabaya, dan bekerja sebagai penjaga rel kereta api di perlintasan KA daerah Surabaya Utara.
Rifai hanya bekerja untuk perusahaan outsourcing yang bermitra dengan PT. KAI Indonesia. Ditemui di lokasi kerja, dia menceritakan proses bekerja hingga kondisi yang ia alami selama bekerja dalam setahun ini. Terutama saat pandemi ini.
Dia bekerja satu shift (delapan jam) dalam sehari, dengan ada tiga shift dalam satu hari, yakni pagi, siang, dan malam. Dalam seminggu, Rifai bekerja selama lima hari dalam satu minggu dan memperoleh pendapatan setiap bulan sesuai UMR untuk wilayah Surabaya.
Tugas utamanya sebagai penjaga palang pintu rel adalah melancarkan arus perjalanan kereta api. Aba-aba selalu dimulai dari berbunyinya genta yang menandakan kereta telah berjalan dari stasiun atau sebagai penanda kereta berjalan mendekat.
Arah kereta berjalan ditandai dengan bunyi genta, satu kali berbunyi berarti kereta bergerak dari arah timur, jika dua kali berarti dari arah barat.
Tugasnya dimulai setelah genta berbunyi (sebagai tanda bersiap-siap) ialah menunggu telepon dari penjaga palang pintu dari arah lainnya (barat atau timur). Dering telepon itu juga menjadi tanda bagi penjaga palang pintu lainnya untuk memastikan penjaga sudah siap untuk menutup palang lintasan KA.
Sembari menunggu kereta yang akan lewat, dia melakukan pencatatan kereta. Sembari mencatat sekaligus membagi pandangan mata kearah kereta, Rifai bersiap untuk menekan tombol sirine.
Dari arah kejauhan, pandangannya menantikan lampu kuning yang menandakan kereta bergerak. Lalu ia akan menekan tombol merah sebagai penutup palang dan sirine, kemudian memutar tuas untuk menutup palang dari jarak jauh.
Kemudian dia berdiri keluar pos penjaga untuk memberi kode selamat jalan kepada masinis kereta yang lewat. Setelah kereta selesai berlalu, Rifai membuka gerbang kembali dan memutar tuas dengan arah berlawanan untuk menaikkan palang dari jarak jauh.
Halangan yang dialami ketika bekerja adalah pada saat arus perjalanan padat dan saat kondisi cuaca hujan. Macet dikarenakan arus lalu lintas yang padat dengan ruas jalan yang sempit
“Bis besar yang memaksa masuk menimbulkan macet,” ujarnya. Selain itu, hujan menjadi faktor alam yang menimbulkan kendala selama bekerja.
Hujan lebat ditambah angin kencang membatasi jarak pandang penjaga untuk melihat kereta yang akan mendekat. Walaupun demikian, sejauh ini mereka mengatakan tidak ada kecelakaan yang berdampak parah ataupun memakan korban. “Saya tidak mau bilang berapa korban yang ada sejauh ini,” katanya
Warga banyak yang memberi apresiasi pada kinerja para petugas palang lintasan KA. Bahkan di daerah yang padat, warga imkut turun membantu. Terutama ketika potensi kemacetan sangat tinggi.
Dan acapkali mereka geram melihat pengguna jalan yang nekat menerobos walaupun sirine berbunyi dan palang telah setengah tertutup.
Pak sakur , salah seorang warga yang tinggal dekat lintasan kereta, kerap melihat pengendara anak muda yang selalu memaksa menerobos dengan alasan sayang waktu. Terlalu.
“Sayang waktu atau sayang nyawa,” kata pak sakur sambil menggelengkan kepala tak habis pikir.
Kerja sebaga penjaga perlintasan rel KA, bukan merupakan tanggung jawab yang ringan. Oleh karena, perhatian pada para petugasnya, perlu diapresiasi.
Dan Jumat Berkah Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku ( YBSI) pada tanggal 25.02.2022, melakukan aksi sederhana kepedulian berupa pemberian paket sembako dan multivitamin pada 50 orang penjaga lintasan yang berada di kawasan Surabaya Utara, yang dikomando langsung ketua umum Virly Mavitasari Hisnindarsyah bersama sejumlah relawan YBSI.
” Kemuliaan tidak terletak pada kekuasaan, tapi pada kerendahan hati menyadari ketidakkuasaan diri pada apapun, selain keMahakuasaan Alloh ” ( HSD/YBSI)