Pontianak, PW: Komandan Pangkalan Utama TNI AL XII (Danlantamal) XII, Laksamana Pertama TNI Suharto, yang didampingi Asintel Danlantamal XII Kolonel Mar Yustinus Rudiman, M.Tr.Hanla, M.Tr.(Han), dan Kadisfaslan Lantamal XII Letkol Laut (KH) Sri Agustiono, S.T., Selasa (15/02) selesai meninjau Posal Paloh dan Posal Temajuk Kab. Sambas, melakukan Courtesy Call kepada Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie, S.E., M.H.
Dalam kesempatan tersebut Danlantamal XII, Laksamana Pertama TNI Suharto memperkenalkan diri sebagai pejabat Komandan Lantamal XII yang baru, menggantikan Pejabat Lama Brigjen TNI (Mar) Andi Rukman, yang mendapat tugas baru sebagai Kadispotmaral di Jakarta. Sedangkan sebelum menjabat sebagai Komandan Lantamal XII, Laksamana Pertama TNI Suharto, bertugas di Lembaga Pendidikan Seskoal menjabat sebagai Kapusjianmar Seskoal.
Saat menerima kunjungan Danlantamal XII, Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie, S.E., M.H., menyampaikan ucapan selamat datang di Kota Singkawang, atau Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng, dan juga dikenal sebagai Hongkong Van Borneo, menurut keyakinan orang-orang Tionghoa dari suku Hakka, nama Singkawang berasal dari kata “San Kew Jong” yang artinya kota yang terletak di antara laut, muara, gunung dan sungai. Hal ini karena Kota Singkawang berbatasan dengan Laut Natuna pada bagian barat dan berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya, Gunung Poteng dan Sakok.
Selain itu juga menyampaikan bahwa Kota Singkawang memiliki kerukunan antar umat beragama yang sangat tinggi. Penduduknya mayoritas Tionghoa, Dayak, dan Melayu, sehingga sering disingkat menjadi Tidayu, hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Kota Singkawang pada tahun 2018 pernah dinobatkan sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia oleh Setara Institute, hal ini karena kehidupan harmonis masyarakatnya yang majemuk.
Salah satu wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang adalah keberadaan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang dikenal dengan sebutan Pekong Toa yang konon telah berusia 200 tahun, yang berseberangan dengan Mesjid Raya yang merupakan mesjid terbesar yang telah berdiri sejak tahun 1885. Berbagai tradisi tahunan khas Tionghoa pun diselenggarakan, seperti Cap Gomeh, Imlek, dan Ceng Beng, bahkan Pawai Tatung.
Pawai Tatung merupakan pawai yang diselenggarakan saat perayaan Cap Gomeh. Pawai ini merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Dayak, sehingga Singkawang dapat menjadi miniatur Indonesia. Karena situasi pandemi Covid19, perayaan Cap Go Meh dilaksanakn secara sederhana, namun tetap menghias kota dengan pernak-pernik lampion dengan tujuan agar suasana perayaan Imlek di Singkawang tetap gembira dan meriah. “Demikian Pungkas Walikota Singkawang”.
Dalam pertemuan tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban, sebagai ajang silaturahmi dan komunikasi dan mempertebal soliditas antara kedua institusi. Mengakhiri kunjungan tersebut dilakukan foto bersama sebagai kenangan, dan wujud nyata sinergitas antara kedua institusi.