LEMBANG, PW: Kedaulatan negara di wilayah ruang udara nasional merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijaga dan diamankan oleh suatu negara. Kedaulatan negara di ruang udara bersifat penuh dan utuh atau complete and exclusive di atas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentunya hal ini memiliki dasar hukum internasional yaitu Konvensi Paris 1919 dan Konvensi Chicago 1944 serta Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan.
Mengingat ruang udara nasional merupakan hal yang penting karena tingkat kerawanan yang tinggi dan dapat mengancam pertahanan serta keamanan NKRI, maka Pasis Seskoau Angkatan Ke-58 menyelenggarakan Seminar Akhir Pendidikan (SAP) yang membahas Diplomasi Pertahanan Indonesia di ruang udara, yang dilaksanakan di Bangsal Srutasala, Seskoau, Lembang, Bandung, Rabu (13/10/2021).
Pada kesempatan ini Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., sebagai keynote speaker dalam sambutannya yang dibacakan Danseskoau Marsma TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M., mengatakan TNI Angkatan Udara berupaya mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki, mendayagunakan resources yang tersedia agar dapat memastikan kedaulatan Indonesia atas ruang udara dapat dikelola secara utuh.
Dikatakan bahwa terdapat dua langkah untuk melindungi kedaulatan negara di ruang udara, yakni melalui hard power atau soft power. Penggunaan hard power, menurut Kasau tentu dapat dilaksanakan oleh negara maju atau adikuasa dan relatif tidak relevan untuk diterapkan bagi negara dengan airpower yang masih terbatas.
“Karena, selain harus mengerahkan sumber daya secara masif, juga akan semakin meningkatkan persaingan persenjataan militer yang sangat beresiko menimbulkan konflik,” jelasnya.
Sebaliknya, lanjut Kasau, penggunaan soft power dalam bentuk diplomasi pertahanan menjadi solusi yang lebih diutamakan guna menyelesaikan permasalahan terkait ruang udara dengan pihak lain, tidak terkecuali bagi negara maju dan adikuasa.
Melalui diplomasi pertahanan, setidaknya dapat dilakukan tiga hal yaitu membangun rasa saling percaya antar negara, memperkuat kapabilitas pertahanan baik dari faktor alutsista maupun kemampuan personel, dan peningkatan kemampuan industri pertahanan dalam negeri
“Bersamaan itu, kita juga loyal dalam mengikuti politik luar negeri Indonesia, yakni politik bebas aktif untuk dapat mengamanakan kepentingan negara di ruang udara dengan mengedepankan cara-cara damai, saling menghormati, dan tidak berpihak pada blok tertentu,” ujarnya.
Sementara itu, Danseskoau dalam sambutannya menjelaskan SAP diselenggarakan agar Pasis Seskoau Angkatan ke-58 mendapatkan gambaran langsung terhadap konsep kerjasama dan diplomasi internasional untuk melindungi kedaulatan negara di ruang udara nasional.
“Adanya penjelasan secara akademik dari narasumber yang merupakan ahli atau pakar dibidangnya baik dari dalam maupun luar negeri tentunya dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan TNI Angkatan Udara yang disegani di kawasan,” ujarnya.
Dengan berbagai informasi dan masukan dari narasumber dari berbagai sudut pandang tentunya akan manambah pengetahuan dan wawasan Pasis Seskoau Angkatan ke-58 dan juga memberikan masukan dalam rangka meningkatkan stabilitas keamanan kawasan regional dan global.
Bertemakan “Diplomasi Pertahanan Indonesia Guna Melindungi Kedaulatan Negara Di Ruang Udara Dalam Rangka Mewujudkan TNI AU Yang Disegani Di Kawasan” menghadirkan narasumber baik secara online maupun offline antara lain Assistant Chief of Integrated Defense Staff and currently a Distinguished Fellow at Centre of Air Power Studies New Delhi Air Vice Marshal Manmohan Bahadur VM (Ret.), Board of Advisor Defense Diplomacy Strategic Forum dan Guru Besar Universitas Pertahanan Prof. Makarim Wibisono, Ph.D., Senior Analyst from Australian Strategic Policy Institute Dr. Malcolm Davis, dan Plt. Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi Dr. Robertus Heru Triharjanto, M.Sc.
Sebagai puncak dari seluruh program pendidikan Seskoau, Danseskoau berharap seminar ini dapat dijadikan sarana bagi Pasis untuk memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi masalah bangsa dan negara khususnya TNI AU melalui sumbangsih pemikiran secara akademis dan aplikatif sekaligus sebagai pembelajaran bagi Pasis dalam mekanisme penyelenggaraan seminar ataupun webinar.
“Sumbangsih pemikiran tersebut nantinya akan disusun dalam suatu naskah seminar yang bernilai strategis sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan kedepannya,” jelas Danseskoau.
Acara yang dilaksanakan secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini turut dihadiri Wadanseskoau Marsma TNI Ronny Irianto Moningka, S.T., M.M., Kadisminpersau Marsma TNI Aminto Senisuka, S.T., M.Eng., Kadisdikau Marsma TNI Paminto Bambang Pamungkas, S.I.P., para Athan dan Atud TNI AU di negara sahabat, perwakilan dari Kementerian Pertahanan RI, Kementerian Perhubungan RI, Lemhannas RI, lembaga pendidikan di lingkungan TNI dan Polri, Dosen, Mahasiswa Pascasarjana dari beberapa perguruan tinggi.