Tingkatkan Kemampuan Aspek Laut, Prajurit Yonranratfib 2 Mar Berlatih Body Breathing

(Surabaya), PW: Prajurit Fighter Sejati Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 2 Marinir (Yonranratfib 2 Mar) yang kesehariannya sebagai pengawak kendaraan tempur amfibi dalam mendukung kegiatan Operasi Amfibi (OA) maupun tugas-tugas bantuan melalui laut, melaksanakan latihan pernafasan tubuh (Body Breathing) salah satu materi latihan prajurit matra laut yang menjadikan keharusan bagi prajurit agar bisa menguasainya, latihan dilaksanakan di kolam renang Krida Tirta Gunungsari, Kodikmar, Surabaya. Rabu (08/09/2021).

Latihan Body Breathing ini merupakan bagian dari persiapan personel dalam latihan aspek laut yang dipimpin langsung oleh Komandan Yonranratfib 2 Mar, Mayor Marinir Kuswandi, S.H., M.Tr.Opsla, bertujuan untuk memelihara serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit Yonranratfib 2 Mar dalam menghadapi penugasan maupun latihan, hal tersebut juga merupakan salah satu bagian materi latihan guna menghadapi Latihan Satuan Lanjutan (LSL) II TW III TA 2021 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Sebelum pelaksanaan latihan Body Breathing, satu hari sebelumnya para peserta latihan terlebih dahulu mendapatkan pembekalan materi pelajaran kelas oleh Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Mayor Mar Ardi Fernando, tentang beberapa materi diantaranya teknik penggunaan peralatan penyelamatan di laut dan teknik penyelamatan diri dan orang lain di laut.

Sedangkan untuk pendalaman materi Body Breathing dan penggunaan spare air maupun pembekalan penggunaan alat selam diberikan oleh instruktur Serka Mar Bunarian dari Yon Taifib 2 Mar kepada para prajurit Yonranratfib 2 Mar yang bertujuan untuk merefresh kembali materi latihan.

Pada kesempatan tersebut, Komandan Yonranratfib 2 Mar menekankan pentingnya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian dalam berlatih Body Breathing sebagai bekal dan antisipasi ketika Ranpur melaksanakan manuver di laut mengalami trouble, disitulah prajurit dituntut untuk tetap bisa menyelamatkan diri, mengingat di laut tingkat kesulitan dan resiko lebih tinggi dibandingkan ketika Ranpur manuver di darat.

Related posts