Maybrat PW- Pada hari Sabtu tanggal 4 September 2021 pukul 09.20 Wit, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr (Han) didampingi Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan dan Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Dr. Tomagogo Sihombing, S.Ik, M.Si., melaksanakan pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) penyerangan Posramil Kisor yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) yang menyebabkan 4 orang prajurit anggota Posramil Kisor meninggal dunia, dimana kedatangan Pangdam XVIII/Kasuari dan rombongan disambut oleh Kabinda Papua Barat Brigjen TNI Vincentius Setiawan Bayu, Danrem 181/PVT Brigjen TNI Indra Heri, Bupati Kabupaten Maybrat Dr. Bernard Sagrim, M.M, Ketua DPRD Kabupaten Maybrat Ferdinando Solosa, S.E, Kasi Intel Kasrem Kolonel Arm Donny Indiawan, Dandim 1809/Maybrat Letkol Inf Harry Ismail, S.I.P, Kaposda Bin Kota Sorong Letkol Inf Heri Morin Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wahid, S.I.K, MM, Asisten II Bidang Pembangunan Kabupaten Maybrat Angelbertus Turod, SP, M.Si., bertempat di Bandara Kambuaya Distrik Ayamaru Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat.
Selanjutnya Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr (Han) beserta rombongan menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) penyerangan Posramil Kisor di Kampung Kisor Distrik Aifat Selatan Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat untuk meninjau lokasi Posramil Kisor. Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr (Han) mendapat penjelasan dari Komandan Korem 181/PVT Brigjen TNI Indra Heri tentang kronologis penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) yang menyebabkan 4 orang prajurit anggota Posramil Kisor meninggal dunia.
Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan, dalam keterangannya mengatakan bahwa pertama-tama saya atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat mengucapkan turut berbela sungkawa atas gugurnya 4 orang prajurit terbaik bangsa Posramil Kisor atas penyerangan yang dilakukan oleh kelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Berikut diketahui bahwa saat ini kampung Kisor dalam keadaan kosong karena masyarakatnya merasa ketakutan karena merasa trauma dengan kejadian ini, untuk itu saya menghimbau kepada masyarakat untuk kembali ke kampung, karna Bapak Pangdam XVIII/Kasuari dan Bapak Kapolda Papua Barat akan menjamin keamanan bagi masyarakat untuk beraktivitas sebagaimana biasa dan juga diharapkan kepada masyarakat apabila mengetahui saudara-saudara yang terlibat dan melakukan penyerangan Posramil agar mengajak untuk menyerahkan diri kepada aparat keamanan. Kalau ada ketidak puasan terhadap Pemerintah Daerah dalam segi pembangunan disegala bidang, mari sampaikan sesuai jalur yang ada atau melalui Tokoh-tokoh yang ada biar disampaikan, sehingga ini menjadi catatan penting bagi pemerintah Pusat, Provinsi dan juga Kabupaten Maybrat, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat dengan ketidak puasan kinerja Pemerintah dalam pembangunan yang ada, akan dibicarakan dan diselesaikan dalam arti akan dibangun.
Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr (Han) dalam keterangannya mengatakan bahwa bersama Gubernur, Kapolda Papua Barat sengaja kami datang kemari yang pertama tujuannya adalah untuk mengecek langsung situasi dan kondisi di kampung Kisor ini secara khusus Posramil. Kemudian yang kedua untuk memberikan moril buat prajurit yang bertugas di pedalaman-pedalaman, pelosok-pelosok agar tetap tegar, semangat dalam melaksanakan pengabdian kepada Negara dan bangsa. Kemudian yang ketiga juga memberikan jaminan kepada masyarakat kita, karna keselamatan masyarakat ini adalah hukum yang tertinggi. Jadi saya selaku Pangdam XVIII/Kasuari, Kapolda dan Gubernur kita harus jaga, harus selamatkan masyarakat dari ancaman-ancaman, teror yang terjadi seperti kejadian kemarin. Seperti yang sudah disampaikan oleh Bapak Gubernur, kita semuanya menghimbau agar masyarakat tetap tenang, serta mengajak masyarakat yang mungkin sampai hari ini masih merasa ketakutan, saya selaku Pangdam akan memberikan jaminan keselamatan kepada masyarakat kita dan kita akan jaga. Kita juga akan melaksanakan penebalan di sini untuk memperkuat pos-pos kita, dengan bersinergi dengan rekan-rekan dari Kepolisian sehingga masyarakat dapat bekerja dengan aman. Kemudian yang terakhir, kita akan kejar terus pelaku-pelaku ini, mereka harus bertanggung jawab terhadap perlakuannya yang biadab, yang tidak berperi kemanusiaan, karena para prajurit yang bertugas disini, tidak pernah menyakiti rakyat. Mereka sangat dekat sekali dengan masyarakat, mereka melakukan pembangunan, apa yang menjadi permintaan masyarakat dibantu semuanya, tetapi ternyata ada oknum-oknum di luar sini yang tidak senang melihat bagaimana situasi damai masyarakat kita di kampong Kisor ini dan menghambat pembangunan Pemerintah. Untuk itu tetap kita kejar, kita akan tangkap dan diminta pertanggung jawaban, tetapi kalau mereka sadar untuk kembali kita akan terima juga.
Sementara dalam keterangan Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Dr. Tomagogo Sihombing, S.Ik, M.Si mengatakan bahwa keberadaan kami di TKP ini adalah untuk betul-betul memastikan penanganan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian yang juga bersinergi dengan aparat TNI dalam hal ini Kodam XVIII/Kasuari, Korem 181/PVT untuk melalukan pengungkapan kasus ini apakah sudah berjalan dengan baik, proses penyidikan dan penyelidikan. Saya tadi meninjau langsung ke TKP, untuk memastikan bahwa TKP ini akan bersuara, akan membuktikan apa yang terjadi. Dari pembuktian-pembuktian yang kami kumpulkan itu, itu yang akan kita sampaikan kepada public bahwa telah terjadi kasus penyerangan yang berakibat matinya angota-anggota terbaik bangsa dari Posramil ini, sehingga Polres dalam hal ini penyidik sudah melakukan sesuatu proses penyidikan yang sudah sesuai dengan kriteria. Saya pastikan bahwa kasus ini terjadi dengan kasus perencanaan pembunuhan yang berakibat matinya orang lain. Rencana pepmbunuhan ini juga berdampak kepada situasi yang terjadi di wilayah kampung Kisor ini, dan wilayah Papua Barat pada umumnya. Jadi saya pastikan mereka semua akan diungkap dimana 1 orang yang sudah dipastikan sebagai pelaku dan sudah dikembangkan dan sudah kami kantongi nama-nama pelaku lainya. Saat ini satu orang pelaku sudah di tahan di Polres Sorong Selatan karna ini merupakan wilayah hukum Polres Sorong Selatan.
Selanjutnya keterangan dari Bupati Maybrat Dr. Bernard Sagrim, M.M mengatakan bahwa yang pertama atas nama Pimpinan Daerah dan sebagai orang tua di Kabupaten Maybrat, saya beserta semua pemangku kepentingan dan seluruh warga masyarakat menyampaikan turut prihati dan berduka atas gugurnya 4 orang prajurit TNI di Kabupaten Maybrat dalam hal ini di kampong Kisor sebagaimana TKP yang ditinjau langsung oleh Bapak Gubernur, Bapa Pangdam dan Bapak Kapolda hari ini. Yang kedua tentunya situasi seperti ini baru terjadi dalam ratusan tahun di kehidupan kami orang Ayamaru raya, Aitinyo raya dan Aifat raya. Pembantaian sesadis ini tidak pernah dalam sejarah kami. Kami adapun perang lokal tapi tidak sesadis ini, siapapun orang beragama, agama apapun, atau orang yang tidak beragama atau hewan apapun tidak pernah melakukan tindakan sesadis ini. Oleh karena itu atas nama warga masyarakat, pemerintah Kabupaten Maybrat saya memohon maaf kepada petinggi TNI, Bapak Panglima TNI, Kasad, Pangdam dan jajarannya atas perbuatan yang dilakukan oleh oknum warga masyarakat saya. Saya tidak tau, kami serahkan kepada Bapak Kapolda untuk mengetahui siapa dan dari kelompok mana yang melakukan perbuatan ini. Bagi saya kami tidak pernah melakukan hal seperti itu dalam sejarah peradaban kami di Kabupaten Maybrat yang dulunya disebut A3. Saya menhimbau bahwa kejadian ini adalah yang pertama dan yang terakhir di wilayah kami dan pada umumnya di wilayah hokum Provinsi Papua Barat seperti yang disampaikan oleh Bapak Gubernur. Ini mungkin pernyataan saya dan proses selanjutnya kami serahkan kepada Bapak Kapolda dan jajaran untuk mengungkap siapa dibalik kejadian ini. Yang terakhir saya berterima kasih atas kunjungan Bapak Gubernur, Bapak Pangdam dan Bapak Kapolda dengan rombongan untuk dating memberikan penguatan kepada kami pada hari ini dan juga memberikan beberapa solusi termasuk menghimbau kepada warga masyarakat supaya kembali karena Tentara dan Polisi masuk kesini bukan untuk menakuti tapi untuk memastikan kehadiran Pemerintah untuk melindungi warga masyarakat. (Penrem 181/PVT)