Lebanon, PW: KRI Sultan Iskandar Muda-367 dari Satuan Kapal Eskorta Koarmada II,dengan sigap mengarahkan haluan kapal menuju titik _distress signal_, dimana Kapal Yacht Sigfried tenggelam. Pasalnya Komandan KRI SIM-367 Letkol Laut (P) Abdul Haris, S.E., M.M.D.S. mendapatkan perintah dari Naval Operation Command (NOC) UNIFIL untuk membantu Angkatan Laut Lebanon (LNS Tabarja) melaksanakan pertolongan Search and Rescue (SAR) terhadap Kapal Yacht Sigfried yang tenggelam. KRI SIM-367 selanjutnya melaksanakan pola pencarian Circullar Pattern untuk menemukan korban, yang cepat ditemukan dan segera mengevakuasinya untuk diberikan pertolongan medis.
Aksi tersebut diatas merupakan skenario dari latihan gabungan Search and Rescue (SAR), antara KRI SIM-367 yang berada di bawah payung Maritime Task Force (MTF) UNIFIL, bersama Angkatan Laut Lebanon, NOC dan MTF Headquarter di Laut Mediterania, Kamis (12/8) . Simulasi ini dilaksanakan untuk melatih Angkatan Laut Lebanon dan unsur MTF dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan di Laut Mediterania, yang kerap terjadi karena adanya kegiatan ilegal penyelundupan manusia dari wilayah konflik untuk mencari suaka ke wilayah Eropa tanpa mengindahkan keselamatan pelayaran.
“Selain untuk melatih kerjasama dan profesionalisme antara unsur MTF dan Angkatan Laut Lebanon, latihan ini juga menjadi sarana meningkatkan hubungan diplomasi antara MTF, Indonesia dan pemerintahan Lebanon, “ ujar Abdul Haris, yang juga selaku Komandan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-M UNIFIL TA. 2020.
Ia menambahkan bahwa hal ini sejalan dengan kebijakan strategis Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., dimana fungsi utama TNI AL salah satunya adalah sebagai fungsi diplomasi, baik diplomasi militer maupun diplomasi budaya sehingga menjalin latihan dengan Angkatan Laut negara sahabat, baik pada suatu Port Visit maupun di daerah operasi merupakan simbol kehadiran Indonesia dimanapun berada.
“ Pada kegiatan ini, kita juga berhasil mengedukasi prajurit LNS Tabarja, kapal Angkatan Laut Lebanon, untuk melaksanakan evakuasi medis dan pertolongan pertama dengan standar penanganan sesuai protokol Covid-19. Kegiatan pelatihan ini berakhir setelah korban berhasil dievakuasi oleh boat milik KRI SIM-367, “ pungkas perwira menengah dengan dua melati di pundaknya ini.