Bali, PW: Panglima Koarmada II Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H., M.A.P., M.Tr (Han) mewakili TNI Angkatan Laut, bersama Atase Pertahanan (Athan) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Senior Kolonel Chen Yongjing, membeberkan atau menjelaskan tentang perkembangan hasil Operasi Salvage atau pengangkatan KRI Nanggala-402 dalam konferensi pers di Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Bali, Selasa (18/5).
Dalam kesempatan tersebut, Pangkoarmada II yang ikut didampingi Danguskamla Koarmada II Laksma TNI I Gung Putu Alit Jaya sebagai Komandan Satgas Operasi Salvage KRI Nanggala-402, Asops Pangkoarmada II, Asintel Pangkoarmada II serta Danlanal Denpasar menyampaikan, bahwa lokasi tenggelamnya KRI Nanggala di kedalaman 839 meter terdeteksi berkat kerjasama antara KRI Rigel 933 dan MV Swift Rescue dari Singapura. Hasil deteksi Multi Beam Echosounder dari KRI Rigel 933 selanjutnya ditindaklanjuti oleh Remotely Operated Vehicle (ROV) dari MV Swift Rescue untuk memastikan kondisi bagian-bagian kapal.
“Selanjutnya setelah dilaksanakan identifikasi lebih lanjut oleh kapal Salvage dari Tiongkok bagian-bagian dari KRI Nanggala 402 yang telah ditemukan di antaranya adalah Bagian Haluan (Bow Section), Bagian Anjungan (Sail Section) dan Bagian Buritan (Stern Section). Bagian-bagian tersebut terpisah dan terlepas dari badan tekan (Pressure Hull) yang merupakan bagian utama dari KRI Nanggala 402. Posisi dari ketiga bagian besar KRI Nanggala 402 telah ditandai namun untuk posisi dari badan tekan masih belum dapat diidentifikasi, “ terang Laksda Iwan Isnurwanto.
Pada bagian lain, melalui penerjemah Bahasa Indonesia, Athan RRT menjelaskan jika pihaknya sampai hari ini telah melakukan 13 kali operasi di bawah laut dan sudah mengetahui posisi dan keadaan reruntuhan KRI Nanggala, dan sudah mengirimkan banyak gambar maupun video, juga berhasil mengangkat bagian-bagian yang ringan seperti Life Raft. Athan Tiongkok menyebut, proses serah terima barang temuan KRI Nanggala sudah diserahterimakan melalui dirinya dan TNI AL.
Sementara itu untuk membantu proses Salvage KRI Nanggala, Tiongkok mengirimkan tiga kapalnya. Dua kapal milik AL Tiongkok yang diperbantukan adalah Yongxingdao-863, dengan spesifikasi ocean salvage and rescue. Kemudian Nantuo-195 dengan spesifikasi ocean tug. Sementara itu satu kapal lagi milik Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yakni Tan Suo-2 dengan spesifikasi ocean salvage.
“ Selama menjalankan tugas salvage ini, kapal-kapal kami bekerja sama dan menjaga komunikasi yang erat dengan kapal-kapal TNI AL. Saat ini tugas kapal kami juga telah beralih dari Tahap Observasi ke Tahap Pengangkatan. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa pengangkatan di bawah laut yang sangat dalam adalah masalah yang rumit di seluruh dunia. Kami akan berupaya penuh melaksanakan pengangkatan di bawah laut berdasarkan keadaan nyata di bawah laut dan kemampuan kapal-kapal kami,” jelas Senior Colonel Chen Yongjing.
Senada dengan pernyataan Athan RRT, Pangkoarmada II mengungkapkan jika TNI AL memahami bahwa melaksanakan operasi salvage di kedalaman laut 839 meter bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. “ Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari pihak Tiongkok dalam operasi salvage KRI Nanggala 402 ini. Dan setidaknya hingga akhir Mei ini, kita berharap Tan Suo Er Hao berhasil mengangkat bagian yang dapat diangkat yakni bagian buritan (stern section) dan anjungan (sail section). Sebab mereka sudah mencobanya namun gagal karena tali sling yang digunakan putus untuk mengangkat beban yang diperkirakan seberat lebih dari 18 ton,” tegas Laksda Iwan Isnurwanto.