Banda Aceh – PW: Pangdam IM bersama Gubernur Aceh dan Kapolda Aceh memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada Selasa, 23 Maret 2021 di Mapolda Aceh.
Rakor yang dilaksanakan secara virtual ini diikuti oleh seluruh instansi terkait di 23 kabupaten/kota di Aceh.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyampaikan seiring dengan pergantian musim, terjadi peningkatan suhu yang tinggi dengan cuaca cukup panas.
Ditambah lagi, curhah hujan yang sedikit berakibat meningkatnya risiko terjadinya kebakaran hutan atau lahan.
Terlebih lagi, lanjut Gubernur, di Aceh terdapat lahan gambut seluas 338 ribu hektare, dimana 150 ribu hektare di antaranya merupakan lahan budi daya yang tersebar di sepanjang pantai Barat- Selatan.
Oleh karena itu, Gubernur Aceh menilai kondisi tersebut merupakan salah satu tantangan bersama, yang mesti diwaspadai dan disikapi dengan cepat.
“Saya minta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) segera koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam melakukan upaya pencegahan dan meningkatkan persiapan untuk melakukan pemadaman secara cepat dan tepat,” ucap Gubernur Aceh.
Pada kesempatan itu, Pangdam IM dalam paparannya mengungkapkan, hingga tanggal 22 Maret 2021, total lahan yang terbakar mencapai 113 hektare di tujuh kabupaten di Aceh.
Oleh karena itu, Pangdam IM menilai perlunya membentuk manajamen lapangan untuk menangani karhutla.
Namun untuk mewujudkan manajemen lapangan yang baik ada beberapa poin penting yang harus dilakukan sebagai upaya pencegahan karhutla.
“Setiap laporan harus segera secepat mungkin sampai ke kami, nanti kita akan laporkan ke Gubernur supaya kita bisa koordinasi di lapangan mengenai kendala-kendala yang terjadi di lokasi bisa diselesaikan dengan cepat,” ujar Pangdam IM.
Selanjutnya, Pangdam IM mengimbau agar selalu melakukan pengawasan sampai ke tingkat Babinsa, Babinkamtibmas dan kepala desa dalam pencegahan kebakaran hutan.
“Berikan pendidikan, edukasi secara terus menerus kepada masyarakat, perusahaan, korporasi, terutama di daerah yang cenderung peningkatan hotspot. Kalau perlu ajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menjelaskan kepada warga bagaimana bahaya kebakaran hutan bagi lingkungan yang tentunya bisa berdampak kepada perekonomian,” ucapnya.
“Kemudian, cari solusi secara permanen untuk menangani Karhutla, agar pada saat Rakorda tahun depan dapat sedikit ringan, misalnya sudah terbentuk embung-embung, sudah terpetakan kelompok-kelompok tani yang ada di situ,” ujar Pangdam IM menambahkan.
Saat ini, kata Panglima, Kodam Iskandar Muda telah membentuk beberapa kelompok tani guna mempermudah pengawasan aktivitas pembukaan lahan dan juga sebagai upaya pencegahan terjadinya Karthutla.
“Apabila terjadi pembukan lahan, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan. Terakhir, jangan biarkan api membesar, jangan sampai merambat hingga sulit dikendalikan, karena apabila api sudah besar maka akan sangat sulit untuk memadamkannya,” pungkas Panglima.