Bandung, PW: Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (C4ISR) dikatakan sebagai mekanisme peperangan yang berpusat pada jaringan dengan kecenderungan mempertahankan bentuk arsitektur terbuka, mengintegrasikan segmen darat, laut, udara, dan ruang angkasa dari platform pertahanan dengan operator dan pengambil keputusan melalui internet.
Demikian yang disampaikan Danseskoau Marsda TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr (Han)., saat memberikan materi C4ISR kepada Pasis Seskoau Angkatan Ke-58 secara daring dan diikuti pejabat, Dosen, dan Patun Seskoau dari Bangsal Srutasala, Seskoau, Lembang. Rabu (10/02/2021).
Menurutnya, premis dasar C4ISR adalah untuk meningkatkan sinergi dan interkoneksi antar manusia, teknologi, dan proses untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada Komandan untuk mendapatkan keunggulan keputusan. Seiring perkembangan zaman, lanjutnya, dua istilah tambahan yang juga digunakan untuk menjelaskan kapasitas C4ISR yaitu Situational Awareness dan Information Superiority di mana kesadaran situasional serta keunggulan informasi dapat menjadikan pemimpin mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat dengan menggunakan sarana informasi yang tersedia.
Prinsip dasar C4ISR merupakan pengembangan Observe, Orient, Decide, dan Act (OODA) yang dikembangkan pertama kali oleh ahli strategi militer USAF Kolonel John Boyd (1950) yang menggambarkan bagaimana pilot pesawat tempur dilatih untuk bereaksi terhadap kondisi yang terus berubah dalam pertempuran udara.
“Boyd kemudian memperluas konsep OODA loop untuk mencakup pengambilan keputusan di tingkat taktis, operasional, dan strategi perang,” lanjutnya.
Melalui OODA loop mengasumsikan bahwa organisasi militer dapat mengamati, mengarahkan, memutuskan, dan bertindak lebih cepat daripada pesaing atau musuh sehingga dapat memenangkan peperangan. Selain itu, big data dan analisis data dapat membantu menentukan ke arah mana organisasi dapat bertindak cepat, mampu menempatkan diri dalam posisi ofensif atau defensif terhadap lawan.
Pada kesempatan ini Danseskoau menjelaskan bahwa C4ISR pada dasarnya adalah tentang sensor dan pemahaman wilayah operasi atau pertempuran, di mana penggunaan C4ISR yang efektif akan memperpendek OODA loop dengan menghasilkan kualitas serta penyebaran informasi yang unggul sehingga mengurangi friction of war dan lift the fog of war.
“Melalui C4ISR, akan memiliki kekuatan jaringan yang unggul karena jumlah informasi yang disimpan, diproses, dan disebarluaskan ke banyak pengguna dalam waktu singkat, sehingga meningkatkan kapasitas manusia dalam memproses informasi serta menentukan keputusan yang tepat,” ujarnya.