Halsel PW – Terkait isu miring mengenai penyelewengan dana desa (DD) sejak tahun 2016 hingga 2020 yang mencatut nama kepala desa (Kades) Lata-Lata Abdul Malik Gama mendapat simpati masyarakat Desa Lata-Lata.
Hal ini jelas ketika warga bersama pemerintah Desa berkumpul melakukan rapat tatap muka yang berlangsung di depan kantor desa, kamis (02/07) dimana hadir secara langsung Kades Lata-Lata, Abdul Malik Gama. sekdes, Adret Tuepo. ketua BPD, Adenan Gama. beserta anggota, Kaur Pemerintahan, Najar. dan perwakilan tokoh Agama yakni Imam mesjid Lata-Lata, Samad Gama.
Warga yang sejak kemarin geram terhadap ulah tiga masyarakatnya itu meminta kepada Kades dan BPD agar secepatnya melaporkan hal ini ke pihak berwajib untuk segera di proses Secara hukum karena secara sepihak melaporkan dugaan korupsi dana desa, menurut warga yang hadir ketiganya merupakan profokator yang sengaja membuat citra Desa menjadi buruk.
Diketahui ketiga oknum warga Desa Lata-Lata tersebut yakni Demianus Garera (65), Anis kasubae (45), dan Niko Gama (60). ketiganya diketahui sejak Rabu (01/07) telah pergi meninggalkan desa secara diam-diam menuju Ternate tanpa diketahui warga setempat untuk bertemu dengan rekan mereka yang notabene berdomisili di kota Ternate
“mereka sejak kemarin menuju ternate karena dapat telpon dari Ternate” ujar Fina Gororos (66). Istri dari Demianus Garera. Satu dari ketiga oknum warga tersebut
Hadir bersama masyarakat lainnya, Istri Demianus ini mengaku jika suaminya meninggalkan desa karena mendapat telepon dari teman yang berada di Ternate. Menurutnya lagi, dia (Demianus) pergi tanpa pamit langsung berangkat.
Sementara itu rapat yang berlangsung kurang lebih tiga jam tersebut di isi dengan tanya jawab antara pemerintah desa dan masyarakat.
Kepada awak media salah satu masyarakat penerima bantuan lansung tunai (BLT) Yati (23) tahun yang turut hadir dalam rapat tersebut menjelaskan ia menerima bantuan dana kes tersebut senilai Rp. 600.000 langsung dari Kades tanpa potongan begitu juga dengan yang lain, katanya lagi adapun isu mengenai pemotongan dana BLT itu hanyalah fitnah
“Tidak ada potongan, mungkin yang di maksud itu sebenarnya istilah uang rokok, itu pun usai terima BLT saya pribadi kasi ke motoris secara suka rela hanya untuk ongkos rokok dan itu inisiatif saya sendiri” akunya
Sementara itu Ketua BPD, Adenan Gama. di hadapan masyarakat mengaku sangat menyesali ulah ketiga masyarakatnya itu atas dugaan membuat laporan fiktif, menurut nya saat Kades Malik menjabat sejak tahun 2017 pihaknya selalu memantau progres di desa
“sebagaimana informasi sesat yang beredar di pemberitaan sekarang ini saya pastikan itu tidak benar, tidak ada masyarakat yang sepakati tindakan mereka, ini hanya kepentingan bertiga karena saya sendiri yang turun lapangan untuk mengecek setiap pekerjaan di desa” ungkapnya. Kamis 02 Juli 2020
Senada dengan hal tersebut, Najar. Selaku Kaur Pemerintahan desa Lata-Lata menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terpancing dengan ulah ketiga oknum masyarakat tersebut sebab ketiganya itu bisa membawa dampak buruk terhadap keberlangsungan pembangunan di desa
Selain itu, Imam masjid Lata-Lata, Samad Gama. Dalam kesempatan yang sama di tengah khalayak ramai, tokoh Agama yang di segani ini menyampaikan ia secara pribadi sangat menyayangkan sikap ketiga orang yang dimana menurutnya telah menodai wajah desa dengan laporan-laporan yang sama sekali tidak sesuai dengan fakta di desa
“Mereka tiga itu buat laporan atas keinginan hati mereka sendiri bukan atas nama kami masyarakat. Ini jelas fitnah” tegas Samad Gama
Rapat yang berlangsung ditengah guyuran hujan itu berjalan lancar hingga selesai. Rapat kemudian di tutup dengan ucapan permohonan maaf oleh Kades Malik atas berita miring yang tengah melanda desa lata-lata.
dihadapan masyarakatnya. Malik yang sedari awal duduk diam mengikuti jalannya rapat, mengatakan. Apapun yang di laporkan oleh oknum orang yang tidak bertanggung jawab itu tidak lain adalah masyarakat nya juga sehingga ia berjanji akan mencoba selalu dahulukan sikap persuasif dan jika masalah ini tetap memanas ia secara pribadi kembalikan ke masyarakat apakah ketiganya harus di proses atau sekedar dilakukan pembinaan. ” Mereka yang telah buat aduan entah pake data yang mana” tutup nya. A/ IP