GPM Tiakur Rayakan Satu Dekade Pelayanan

 

TIAKUR, peloporwiratama.co.id – Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Tiakur menggelar perayaan syukur ulang tahun ke-10 di Gedung Gereja Eliora, Sabtu (25/1). Acara tersebut menghadirkan Ketua Klasis GPM Pulau-Pulau Letti Moa Lakor, Pendeta Daniel Z. Wutwensa, yang menyoroti perjalanan dan capaian jemaat selama satu dekade terakhir.

Dalam sambutan kunci, Wutwensa mengungkapkan, “Oleh kemurahan Tuhan, Jemaat GPM Tiakur tetap eksis untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani di tanah ini.” Ia menekankan bahwa meskipun baru berusia 10 tahun, jemaat ini telah menjadi yang terbesar dan paling kuat secara finansial di wilayah Klasis GPM Letti Moa Lakor.

Tantangan Pertumbuhan Jemaat

Pendeta Daniel menggarisbawahi beberapa tantangan kunci dalam perjalanan jemaat. Pertama, ukuran jemaat yang besar berpotensi memicu perpecahan. “Jemaat yang besar akan punya keretakan kepada perpecahan yang besar,” ujarnya.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, ia mengajak seluruh jemaat untuk: Menjaga persekutuan dengan bingkai budaya lokal “nyoli lyeta” Mengembangkan pendekatan personal dalam pelayanan. Fokus pada nilai-nilai yang mengokohkan persekutuan

Apresiasi dan Harapan

Ketua Majelis Jemaat GPM Tiakur, Pendeta F. Lawa, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan dekade pertama. “Usia sepuluh tahun memang masih sangat muda, tetapi kami tidak kurang kasih dan penyertaan Allah,” tegasnya.

Lawa juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak, termasuk pimpinan gereja, pemerintah daerah, dan seluruh pelayan di 12 sektor dan 38 unit pelayanan.

Perayaan tersebut lanjut Lawa tidak sekadar menandai usia, melainkan momentum refleksi dan komitmen untuk terus melayani. “Bersyukurlah, bersukacitalah, teruslah berdoa agar Jemaat GPM Tiakur terus bertumbuh dalam cinta dan kasih Tuhan,” tutup Lawa. (PW.19)

Related posts