Di tengah tantangan yang dihadapi sektor kesehatan saat ini, terutama dalam pendidikan dan praktik medis, Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) memegang peranan krusial. Mengemban misi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, LAFKI juga berdedikasi untuk memastikan bahwa para tenaga kesehatan, khususnya mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), dapat bekerja dalam lingkungan yang mendukung suka cita. Lingkungan kerja yang positif sangat penting tidak hanya untuk kesejahteraan pribadi tenaga medis tetapi juga untuk efektivitas dan efisiensi pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat.
Studi terbaru yang diterbitkan di Advanced Medical Education and Practice menyoroti bahwa depresi di kalangan mahasiswa kedokteran bukan hanya masalah individu tetapi mencerminkan sistem pendidikan medis yang memerlukan introspeksi dan reformasi (Moir et al., 2018). Kondisi stres yang intens, persaingan yang ketat, dan beban kerja yang tinggi adalah karakteristik yang telah lama dikenal dalam pelatihan medis. Namun, kita sekarang melihat hasil nyata dari tekanan ini—hasil yang tidak bisa dan tidak boleh diabaikan. Baru-baru ini, sebuah studi menunjukkan bahwa 22,4% mahasiswa PPDS di Indonesia mengalami gejala depresi, dengan 3% di antaranya mengalami depresi berat hingga berisiko melakukan tindakan bunuh diri. Data ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk intervensi yang efektif dan mendalam di lingkungan pendidikan medis.
Dalam menjawab tantangan ini, LAFKI mengambil langkah proaktif dengan melibatkan rumah sakit pendidikan dalam program akreditasi yang menyeluruh. Program ini menilai tidak hanya aspek teknis dan klinis dari pendidikan medis tetapi juga kesejahteraan mental mahasiswa. Implementasi alat skrining seperti Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) merupakan salah satu upaya LAFKI untuk mendeteksi dan mengintervensi secara dini gejala depresi di kalangan mahasiswa, memastikan bahwa mereka yang terpengaruh dapat menerima bantuan yang tepat.
Meningkatkan Kesadaran dan Pelatihan
LAFKI berinisiatif meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan kerja yang mendukung di rumah sakit pendidikan. Ini termasuk pelatihan berkelanjutan untuk staf pengajar dan klinis, yang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini stres dan depresi serta cara-cara efektif untuk mendukung mahasiswa. Menurut WHO, pendidikan dan pelatihan yang efektif dalam kesehatan mental dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta memperbaiki hasil kesehatan pasien.
Model Kebijakan yang Mendukung Keseimbangan Kehidupan Kerja
LAFKI mengadvokasi model kebijakan yang mempromosikan keseimbangan kehidupan kerja dan mengurangi jam kerja yang berlebihan. Model ini bertujuan untuk mengurangi kelelahan dan memberikan lebih banyak ruang untuk aktivitas rekreasional dan sosial yang menguatkan semangat dan mengurangi risiko depresi. Teori motivasi kerja, seperti yang diungkapkan oleh Maslow dan Herzberg, menunjukkan bahwa kebutuhan akan keamanan, kepemilikan, pengakuan, dan realisasi diri adalah krusial dalam mendorong kinerja serta kepuasan kerja.
Membangun Komunitas yang Kuat
LAFKI mendukung inisiatif untuk membangun komunitas yang kuat di dalam rumah sakit pendidikan, termasuk program mentorship, grup dukungan peer, dan inisiatif kesejahteraan. Pendekatan komunitas ini penting untuk dukungan emosional serta sebagai platform untuk pertukaran ide dan pengalaman, yang dapat memperkaya pengalaman belajar dan bekerja.
Kolaborasi Multi-Sektor
LAFKI mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi non-pemerintah, untuk mengamplifikasi sumber daya dan keahlian dalam mendukung inisiatif kesehatan mental. Kolaborasi ini membuka akses ke sumber daya tambahan dan expertise yang dapat meningkatkan program-program yang sudah ada dan mengintroduksi inovasi baru.
Evaluasi dan Penelitian Berkelanjutan
Evaluasi dan penelitian berkelanjutan adalah inti dari misi LAFKI. Melalui studi dan pengumpulan data yang terus menerus, LAFKI berusaha memahami lebih dalam tentang dinamika yang mempengaruhi kesehatan mental di lingkungan pendidikan medis. Data dan wawasan ini tidak hanya informasional tetapi juga instrumental dalam membentuk intervensi masa depan dan meningkatkan standar akreditasi yang diterapkan oleh LAFKI.
Pengakuan terhadap Kerja dan Kontribusi Tenaga Medis
Pengakuan terhadap pekerjaan dan kontribusi tenaga medis juga merupakan aspek penting yang ditekankan oleh LAFKI. Melalui penghargaan dan apresiasi yang teratur, LAFKI berupaya meningkatkan moral dan motivasi para mahasiswa dan staf medis, mengingatkan mereka akan pentingnya dan dampak dari pekerjaan mereka terhadap masyarakat.
Dalam keseluruhan upaya ini, visi LAFKI untuk menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang dipenuhi dengan suka cita dan kegembiraan bukan hanya sebuah cita-cita tetapi sebuah rencana aksi yang konkret. Melalui upaya-upaya yang telah diuraikan, LAFKI berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap mahasiswa dan staf di rumah sakit pendidikan dapat merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan untuk tumbuh tidak hanya sebagai profesional kesehatan tetapi juga sebagai individu yang sehat dan bahagia.
Oleh. dr. Friedrich M Rumintjap, Sp.OG(K), MARS, FISQua, FRSPH, FIHFAA (Ketua Umum LAFKI)