LEMBANG, PW: Terlepas dari ruang lingkup dan kecepatan transformasi sosial dan teknologi, perang iu sendiri akan tetap konstan di mana kehidupan, kematian, dan pengorbanan pribadi pada akhirnya akan menentukan kemenangan dalam pertempuran. Jika sejarah menjadi panduan, maka mempertahankan budaya militer yang efektif di masa transformasi ini akan membutuhkan dukungan nilai-nilai dan sumber daya yang tidak lekang oleh waktu ditambah dengan peningkatan kapasitas untuk beradaptasi dengan kecepatan terhadap keadaan yang berubah.
Hal ini disampaikan Danseskoau Marsda TNI Samsul Rizal, S.IP, M.Tr (Han)., dalam ceramah “Kepemimpinan Militer” kepada Pasis Seskoau Angkatan Ke-58 di gedung Widya Mandala I, Seskoau, Lembang, Bandung, Senin (26/4/2021).
Ceramah ini diikuti Pasis baik secara daring maupun luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Danseskoau, kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dengan memberikan tujuan, arahan, dan motivasi untuk menyelesaikan misi serta meningkatkan organisasi. Memasuki abad ke-21 yang dihadapkan kompleksitas, ambiguitas, kecepatan, dan perubahan organisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, perubahan paradigma kepemimpinan militer dikonsepkan untuk bekerja secara efektif.
“Pemimpin harus serba bisa, fleksible, adaptif, dan inovatif agar tetap efektif di era milenial dan informatif, seorang pemimpin akan bertindak dalam kapasitas sebagai fasilitator, pelatih, perancang, dan guru,” katanya.
Selain itu, pemimpin juga harus kolaboratif dengan berbagai pihak yang didasari visi bersama, nilai bersama, dan rasa hormat untuk mendapatkan solusi terbaik.
Salah satu upaya mewujudkan kepemimpinan militer yang saat ini dihadapkan revolusi industri 4.0 yaitu dengan adanya perubahan di bidang pendidikan.
“Kita harus memperkenalkan metode penyampaian instruksi yang inovatif di berbagai disiplin ilmu seputar pemikiran analitis dan kritis, pembelajaran kooperatif, pendampingan, studi kasus, permainan peran serta simulatif,” ujarnya.
Ini penting untuk disampaikan guna menghasilkan pemimpin yang intuitif untuk dapat berpikir serta membuat keputusan yang berkualitas tinggi, mengingat lingkungan operasi di masa depan menjadi kurang dapat diprediksi dengan keragaman yang meningkat, kehadiran media yang menyebabkan kecepatan informasi, dan komputerisasi diberbagai bidang tumbuh secara eksponensial.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, lanjutnya, diperlukan kepemimpinan militer dengan kompetensi profesional yang memiliki kemampuan kognitif untuk bekerja di berbagai budaya, memahami dampak struktur, dan desain pada pengembangan organisasi, dapat berpikir kritis dan mengkomunikasikan visi sesuai dengan konteks strategi, kemampuan untuk membangun upaya kolaboratif antara militer dan sipil.
Turut hadir dalam acara Wadanseskoau Marsma TNI Ronny Irianto Moningka, S.T., M.M., Seslem Seskoau, para Direktur, para Kepala Departemen, Kapusoyu Seskoau, Dankorsis Seskoau, Dosen dan Patun Seskoau.