TIAKUR, peloporwiratama.co.id – Pelayanan listrik 24 jam yang dijanjikan PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara di Kecamatan Serwaru, Maluku Barat Daya, masih jauh dari harapan. Meski telah diresmikan pada akhir Desember 2024, warga setempat mengaku masih mengalami pemadaman berulang.
“Fakta di lapangan menunjukkan pelayanan PLN di Kecamatan Serwaru masih sangat memprihatinkan,” kata Anggota DPRD Kabupaten Maluku Barat Daya, Roy D. Mesdila, kepada Pelopor Wiratama, Senin (13/1/2025).
Pernyataan ini bertolak belakang dengan klaim PLN yang menyebut telah meningkatkan layanan listrik dari 12 jam menjadi 24 jam di 10 lokasi wilayah kerjanya. Peresmian layanan penuh ini dilakukan pada Jumat (27/12/2024), yang dihadiri Pj Gubernur Maluku, Sadali Ie.
Program Ambisius yang Terkendala
Kesepuluh lokasi yang dijanjikan mendapat layanan 24 jam meliputi Geser, Ondor, Kesui, Kiandarat, Olong, Dama, Waisileo, Serwaru, Kur, dan Jerol. Wilayah-wilayah ini tersebar di berbagai kabupaten, mulai dari SBB, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Saumlaki, MBD, hingga Sofifi dan Tobelo di Provinsi Maluku Utara.
Buruknya layanan listrik di Serwaru membuat Mesdila mengeluarkan tuntutan tegas. Politisi yang telah menjabat dua periode ini meminta Kepala PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara untuk segera mengevaluasi kinerja Kepala PLN Serwaru.
“Ini bukan masalah sepele, ini menyangkut pelayanan dasar yang sangat vital bagi masyarakat,” ujar Mesdila.
Regulasi yang Tak Berjalan
Kondisi ini semakin ironis mengingat pemerintah telah menerbitkan Permen ESDM No. 38 Tahun 2016 yang khusus mengatur elektrifikasi daerah terpencil. Regulasi ini seharusnya menjadikan daerah seperti Maluku Barat Daya sebagai prioritas dalam pengembangan infrastruktur kelistrikan skala kecil.
Di Pulau Letti, dua unit mesin pembangkit listrik baru yang tiba akhir November 2024 melalui kapal heng-heng, hingga kini belum mampu mengakhiri krisis listrik. “Sudah dua kali uji coba pada (7/12/2024), tapi gagal total,” ungkap salah satu warga berusia 53 tahun kepada Pelopor, melalui telpon selulernya Selasa (14/1/2025).
PLN Tutup Akses Komunikasi
Upaya konfirmasi kepada PLN Serwaru terkait keluhan warga menemui jalan buntu. Saat Pelopor berupaya menghubungi Kepala PLN Serwaru pada Senin (13/1/2025), pihak perusahaan hanya memberikan nama tanpa nomor kontak yang bisa dihubungi.
Ketidakterbukaan PLN semakin kentara saat Pelopor mendatangi kantor PLN Tiakur pada Selasa (14/1/2025). Tak satu pun pejabat PLN yang bisa ditemui. Camat setempat yang diharapkan bisa menjembatani keluhan warga juga tak memberikan tanggapan saat dikonfirmasi.
“Kami butuh kepastian, bukan sembunyi-sembunyi seperti ini,” pungkas salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. (PW. 19)