Peresmian Monumen Penerbangan Angkatan Laut oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menjadi kado istimewa bagi jajaran Penerbangan TNI Angkatan Laut di Ulang Tahunnya yang ke-68 Penerbangan TNI Angkatan Laut tahun 2024, Kamis (27/6/2024).
Peresmian Monumen Penerbangan Angkatan Laut ini, digelar setelah upacara peringatan puncak Hari Ulang Tahun ke-68 Penerbangan TNI AL yang digelar di Apron Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Puspenerbal.
Pada acara peresmian tersebut, tampak hadir Kasal, para Pejabata Utama Mabesal, Para Pangkotama TNI AL, Pejabat Wilayah Surabaya, Komandan Puspenerbal Laksda TNI Sisyani Jaffar, Perwira Senior Penerbangan TNI AL, Gubernur Jatim, Danpuspenerbal dari masa ke masa, Direktur AP 1, Mitra Pembangunan Monumen dan undangan lainnya.
Sebelum acara peresmian, Komandan Lanudal Juanda yang sekaligus sebagai Ketua Pelaksana Pembangunan Monumen Penerbangan Angkatan Laut, Kolonel Laut (P) Dani Achnisundani memaparkan proses pembangunan monumen dihadapan Kasal.
Peresmian Monumen Penerbangan Angkatan Laut yang berlokasi di dalam Pangkalan Udara TNI AL Juanda ini, selain sebagai memorial dan kebanggaan bagi jajaran Penerbangan TNI AL, juga sebagai media bagi generasi prajurit “Rajawali Laut” mendatang khususnya dan masyarakat umum agar dapat tetap mengenang sejarah dan kiprah pesawat TNI AL.
Keberadaan monumen yang berdekatan dengan Museum Penerbangan Angkatan Laut, yang peletakan batu pertamanya dilaksanakan pada Selasa 12 September 2023 oleh Kasal Laksamana TNl Dr. Muhammad Ali ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal lebih dekat tentang sejarah pengabdian pesawat TNI AL sebagai salah satu kekuatan dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL.
Monumen Penerbangan ini, berlokasi di dalam Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jawa Timur tepatnya di depan Museum Penerbangan TNI AL, R.E.B.O. Tjokroadiredjo yang dibangun di atas lahan seluas 1,3 hektare. Dibagian utama monument ini, terdapat dua patung Penerbang TNI AL dengan mengenakan Flightsuit yang menatap tajam langit nusantara.
Sedangkan dibagian dinding kiri dan kanan patung, terukir deretan nama nama 580 perwira penerbang TNI AL beserta Navy Numbernya yang pernah menerbangankan berbagai jenis pesawat TNI AL sejak perang kemerdekaan hingga penerbang muda yang baru menyelesaikan pendidikan penerbang di tahun 2024 ini.
Diarea pelataran Monumen ini terdapat delapan pesawat dari jenis rotary maupun fixwing yang pernah dimiliki dan dioperasikan oleh Penerbangan TNI AL. Dari Jenis Rotary antara lain Pesud Mil Mi-4 “Hound” V-408 yang diprodiksi Mil Moscow Helicopter Plant, Uni Sovyet tahun 1962. Bergabung di TNI AL pada tahun 1964 yang difungsikan sebagai pesawat anti kapal selam dan angkut pasukan.
Pesud Bell-412 HU-411 buatan IPTN – Bell Textron, Indonesia-Amerika Serikat pada tahun 1989 dan bergabung di TNI AL pada tahun 1989 dengan fungsi angkut taktis serba guna. Kemudian BO-105 Bolkow NV-403 yang diproduksi MBB – IPTN kerjsama Jerman-Indonesia pada tahun 1978. Pesud ini bergabung di TNI AL pada tahun 1978 sebagai pesawat angkut ringan serba guna.
Wasp AH-12A HS-432 yang diproduksi Westland Helicopter, Ingris pada tahun 1967 dan bergabung dijajaran Penerbangan TNI AL pada tahun 1981 sebagai pesawat anti kapal selam yang dilengkapi dengan senjata torpedo Mk44 dan WE 177 600 Ib Nuclear Depth Bomb.
Sementara itu dari jenis Fixwing diantaranaya Casa NC-212 Aviocar U-612 yang diproduksi oleh IPTN-EADS Casa, Indonesia –Spanyol pada tahun 1984 dan bergabung dijajaran Penerbangan TNI AL pada tahun 1984 dengan fungsi sebagai pesawat angkut taktis.
N24 Nomad Search Master yang diprodiksi Government Aircraft Factoties, Australia pada tahun 1984. Pesawat ini bergabung dijajaran Penerbnagan TNI AL pada tahun 1987 dengan fungsi asasi sebagai pesawat Intai Udara Maritim yang dilengkapi sensor Radar APS-104.
Selanjutnya Pesawat Udara Darter Commander L-02 yang diproduksi General Aviotion, Amerika Serikat tahun 1967. Pesawat ini bergabung resmin dengan TNI AL pada tahun 1967 sebagai pesawat latih. Dan Pesawat TB-9 Tampico L-205 buatan Socata, Perancis yang diproduksi tahun 1991 dan bergabung dengan TNI AL pada tahun 1991 sebagai pesawat latih.
Semoga, dengan semakin mengenal sejarah, maka kita akan semakin memahami jati diri kita, sehingga diharapkan dapat membangkitkan semangat juang serta naluri tempur para Rajawali Laut demi kejayaan dan keunggulan Penerbangan Angkatan Laut.