Menelisik giat Literasi Kabupaten Dairi yang kurang perhatian

 

Kuta Padang, Sidikalang,PW
Peresmian pondok baca Pojok literasi Kuta padang yang telah sukses dilaksanakan pada hari selasa tanggal 26 Maret, bertempat di Dusun Kuta Padang, lingkungan 2 kelurahan Sidiangkat, kec. Sidikalang Kab. Dairi, Sumatera Utara. Hal ini menjadi momentum adanya gerak pegiat literasi di kab Dairi.

Acara peresmian pondok baca dilanjut buka puasa bersama yang dihadiri para pengelola pondok baca, anak-anak usia dini, remaja serta orang para orang tua dilingkungan sekitar. Terlihat juga hadir undangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi dan UMKM Go Dairi. Acara berlangsung dengan sangat sederhana dan penuh keceriaan.

Dalam sambutannya saat meresmikan Pondok Baca Kuta Padang, Dinas pendidikan kabupaten Dairi yang diwakili oleh Aini Banurea sebagai penilik PAUD dan kabid PNFI (Pendidikan non formal Indonesia) mengapresiasi dengan positif kehadiran pondok baca yang terbuka untuk umum dan dikelola secara swadaya oleh beberapa orang founders tersebut. Aini Banurea meminta agar tetap berbenah diri. Beliau menyarankan agar kedepannya pondok baca ini bisa menjadi PAUD atau PKBM yang bersinergi dengan Dinas pendidikan kab. Dairi.

“Dinas pendidikan sendiri sebenarnya tidak ada dedikasi khusus untuk pondok baca, yang lebih berkompeten membidangi segala giat pondok baca dan taman bacaan masyarakat atau TBM adalah Dinas perpustakaan.” tegas Aini Banurea saat itu.

“Kehadiran kami dari Dispen menyemangati anak-anak di pondok baca ini adalah bentuk rasa peduli dan apresiasi kami Dinas pendidikan kabupaten Dairi pada segala hal tentang giat pendidikan yang dikelola oleh masyarakat. Dinas pendidikan membuka akses seluas-luasnya pada masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan baik formal maupun non formal.” tambah Aini dalam sambutannya sebelum meresmikan Pondok Baca Kuta Padang.

Pojok literasi Kuta padang lahir dari giat litetasi yang dikelola secara swadaya dan kolektifan oleh beberapa founders yang satu visi untuk isu literasi dikalangan anak-anak usia dini dan remaja. Komunitas ini sudah bergerak sejak tahun 2018 dengan mamfaatkan ruang tengah rumah tinggal pendiri Pojok literasi sebagai perpustakaan dan ruang mobilisasi giat literasi. Ketika pandemi covid merebak, segala hal dilakukan dengan WFi, termasuk proses belajar mengajar formal, giat Pojok literasi Kuta Padang semakin terarah. Setiap hari anak-anak usia sekolah mengerjakan tugas dari sekolah memakai HP pengelola pojok literasi untuk proses belajar melalui aplikasi Goggle Classroom.

Pada tahun 2022, kab. Dairi menggelar pesta Njuah njuah di gedung Nasional Djauli Manik, Pojok Literasi Kuta padang ikut ambil bagian dlm event ini, kadis Disperindagkop Iwan taruna Berutu dan Kadis Pariwisata Rahmadsah Munthe memberikan fasilitas pada Pojok literasi untuk stand pondok baca. Dokumentasi pada giat ini kemudian menjadi photo kegiatan literasi terbaik 1, versi Kedan Literasi Balai Bahasa Sumatera Utara.

Pojok literasi Kuta Padang terus berbenah diri menuju taman bacaan yang bisa diakses semua kalangan masyarakat. Donasi buku dari Balai Bahasa Sumatera Utara makin menambah koleksi buku di komunitas ini. Masih jauh dari kata sempurna, namun semangat sebagai pegiat Literasi yang tertanam pada diri founders, akhirnya pada bulan Februari kemarin berdirilah sebuah pondok baca sangat sederhana dari dana swadaya dan kolektifan dari para pengelola.

Dalam kesempatan yang sama Nurkholis Ketua UMKM Go Dairi yang hadir pada saat itu juga sangat mengapresiasi berdirinya Pondok Baca Kuta Padang dan menyatakan bagaimana pentingnya penguatan karakter anak yang dibina sejak usia dini. “Semoga kehadiran pondok baca di Kuta padang ini menjadi salah satu tempat belajar dan berkegiatan yang positif dan mengurangi waktu anak bermain gadget.”

“Giat kami memang masih dipandang aneh di Dairi, tapi kami akan tetap berupaya menjadi ruang yang nyaman dan ramah bagi anak anak dalam bergiat di bidang litetasi. Adanya pondok baca ini menjadi tempat belajar dan bermain bagi anak-anak kami disini. Disini saya mengajarkan anak-anak menulis puisi dan cerpen, setiap minggu karya tulis mereka akan kami baca dan bahas bersama-sama.” ujar Rahma Yanti Chaniago pendiri Pondok Baca Kuta Padang.

” Impian terbesar saya adalah ingin menjadikan Kuta Padang sebagai kampung buku di Dairi, yang melahirkan generasi literat yang mampu berkisah tentang Budaya dan kearifan lokal Pakpak.” tambah Rahma Yanti Caniago. Rahma merupakan seorang penulis yang sering mengangkat thema Budaya Pakpak dalam tulisannya. Karya tulisnya telah di terbitkan di Majalah Lintas Sempadan, Balai Bahasa Sumatera utara.

Sementara itu Mula Pangaribuan salah seorang founder/pengelola Pondok Baca menyayangkan kurangnya perhatian Pemkab Dairi akan Literasi dan menyesalkan ketidak hadiran Dinas Perpustakaan dan Romi Mariani Simarmata Bunda Literasi Dairi “Launching ini rencana akan kita laksanakan Minggu yang lewat. Namun saat kami antar undangan, pihak Dinas Perpustakaan minta diundur hingga hari ini. Namun entah mengapa mereka tidak hadir” ujar Mula Pangaribuan.

Namun lebih dalam Mula mengatakan bila hal itu sedikit pun tidak mengurangi semangat mereka selaku pengelola Pondok Baca dan berterimakasih atas kesediaan Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi meresmikan Pondok Baca Kuta Padang. Mula

Related posts