Di tengah perjuangan global melawan Tuberkulosis (TB), sebuah penyakit menular yang masih menebar ancaman besar bagi kesehatan publik, Indonesia berdiri di garis depan dengan komitmen kuat untuk memutus rantai penyebaran TB. Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) memainkan peranan kritikal melalui implementasi program nasional yang bertujuan untuk penurunan angka kesakitan Tuberkulosis, sejalan dengan tema Hari TB Sedunia 2024: “Ya! Kita Bisa Mengakhiri TB!”
Sinkronisasi Strategi dan Aksi
Dalam skala global, Hari TB Sedunia dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran akan dampak TB yang tidak hanya mengancam kesehatan tetapi juga sosial dan ekonomi. Dengan lebih dari 3500 nyawa melayang setiap hari dan hampir 30000 orang terinfeksi penyakit yang dapat dicegah dan diobati ini, urgensi untuk aksi konkret semakin mendesak. TB, sebagai penyebab utama kematian bagi penderita HIV dan kontributor utama resistensi antimikroba, membutuhkan respons global yang terpadu dan tangguh.
LAFKI, sebagai entitas yang mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, mengambil peran strategis dalam mewujudkan visi Indonesia bebas TB. Melalui akreditasi fasilitas kesehatan, LAFKI menjamin bahwa layanan terhadap penderita TB dilaksanakan dengan standar yang tinggi, mendukung inisiatif global dan rekomendasi WHO dengan pendekatan yang disesuaikan dengan hal lokal.
Sistem Kesehatan Responsif dan Inklusif
Strategi utama dalam menanggulangi TB melibatkan penguatan sistem kesehatan yang responsif dan inklusif. Pemenuhan akses terhadap pengobatan preventif TB, sesuai dengan kasus investasi yang akan dirilis WHO, menjadi titik berat dalam mencapai target pengendalian TB. LAFKI berperan dalam memastikan fasilitas kesehatan di Indonesia siap mendukung pengguliran pengobatan preventif TB dengan standar yang telah ditetapkan.
Komitmen kepemimpinan tingkat tinggi, investasi berkelanjutan, dan pengadopsian inovasi dan rekomendasi WHO terbaru adalah kunci untuk mendorong perubahan. LAFKI, dalam hal ini, bertindak sebagai penghubung antara kebijakan global dan implementasi lokal, memastikan bahwa upaya pemberantasan TB di Indonesia sejalan dengan best practices internasional namun tetap relevan dengan kebutuhan spesifik masyarakat lokal.
Pendekatan Multisektoral dan Investasi di Bidang Riset
Mengacu pada teori ahli dalam bidang kesehatan masyarakat, pendekatan multisektoral dan peningkatan investasi dalam riset dan inovasi adalah kritikal dalam upaya pemberantasan TB. Kerjasama antarsektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi, diidentifikasi sebagai strategi efektif untuk menangani determinan sosial penyakit TB. LAFKI, dengan kapasitasnya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan, mendukung pendekatan ini melalui penjaminan akses terhadap layanan kesehatan TB yang berkualitas dan inklusif. Dalam hal penelitian dan inovasi, LAFKI berpotensi mendukung inisiatif untuk pengembangan metode diagnostik yang lebih cepat dan akurat, serta pengobatan yang lebih efektif dan efisien, sejalan dengan rekomendasi WHO.
Dalam diskursus akademik, terdapat sanggahan terhadap optimisme tinggi tanpa memperhitungkan kompleksitas faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi penyebaran TB. Kritik ini mendukung pentingnya pendekatan holistik yang tidak hanya fokus pada aspek medis tapi juga memperbaiki determinan sosial penyakit. LAFKI, dalam hal ini, memiliki peran untuk mendukung integrasi layanan kesehatan TB dengan program sosial dan ekonomi, memastikan bahwa upaya pemberantasan TB juga menangani penyebab mendasarnya.
Selain itu, teori ahli menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dan partisipasi aktif dalam program pencegahan dan pengobatan TB. Inisiatif LAFKI untuk meningkatkan standar layanan kesehatan harus diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan kesadaran publik dan keterlibatan komunitas dalam pencegahan TB.
Menuju Indonesia Bebas TB
Refleksi atas kampanye dan inisiatif pemberantasan TB, baik di tingkat global maupun lokal, menunjukkan bahwa sinergi antara kebijakan, investasi, inovasi, dan partisipasi masyarakat adalah kunci utama. Evaluasi empiris terhadap program yang dilakukan LAFKI dapat memberikan insight berharga mengenai efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan area yang masih perlu diperkuat.
Keterkaitan antara peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui akreditasi dan penurunan angka kesakitan TB menunjukkan bahwa upaya sistematis dan terukur penting dalam mencapai target. Analisis data dan feedback dari fasilitas kesehatan yang terakreditasi dapat dijadikan dasar untuk peningkatan program dan adaptasi strategi yang lebih efektif.
Peran Vital LAFKI dalam Masa Depan Kesehatan Indonesia
Dalam perjalanan menuju Indonesia bebas TB, LAFKI memegang peran vital sebagai pendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan yang mampu mendukung pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan TB. Melalui kerja sama multisektoral, investasi dalam riset dan inovasi, serta pemberdayaan masyarakat, LAFKI berkontribusi pada upaya global dan nasional dalam mengakhiri TB.
Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, kebijakan, dan praktek, serta memperhatikan refleksi ilmiah dan empiris atas inisiatif yang dilakukan, Indonesia dapat memperkuat fondasi untuk mencapai target eliminasi TB. Langkah-langkah strategis yang diambil hari ini akan menentukan masa depan kesehatan publik Indonesia, dengan harapan besar untuk mengakhiri TB tidak hanya sebagai mimpi tapi sebagai kenyataan yang dapat diwujudkan.
Oleh. Kolonel Laut (K) Dr. dr. Hisnindarsyah, SpKL. Subsp.KT(K),SE., M.Kes., MH., C.FEM, FISQua, FRSPH (Surveior LAFKI)