Pada tanggal 29 Januari 2024, Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) dan negara kepulauan Seychelles melaksanakan kesepakatan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Seychelles. Diskusi yang digelar di Kediaman Dubes Seychelles menjadi landasan kuat bagi kerjasama yang bertujuan untuk membawa perubahan positif dalam sektor kesehatan negara tersebut.
Sebelumnya, mungkin belum banyak yang mengetahui tentang Seychelles, sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra Hindia, timur laut Madagaskar, dan berjarak sekitar 1.500 kilometer sebelah timur daratan Afrika. Dengan populasi sekitar 95.601 ribu pada tahun 2019, Seychelles adalah salah satu negara Afrika dengan populasi terkecil. Ibukotanya, Victoria, berada di pulau Mahé. Namun, di balik ukurannya yang kecil, Seychelles menyimpan sejumlah fakta yang mencengangkan.
Pertama, Seychelles dikenal akan kekayaan flora dan fauna yang eksotis. Negara ini berhasil melindungi sebagian besar keanekaragaman hayati, termasuk perlindungan burung nasional mereka, Seychelles Black Parrot, serta populasi Kura-kura Raksasa Aldabra yang merupakan yang terbesar di dunia. Pulau-pulau di Seychelles juga memiliki beberapa koloni burung laut terbesar di dunia. Di perairannya, ekosistem laut yang luar biasa dengan lebih dari 1.000 spesies ikan telah didokumentasikan.
Kedua, dalam hal ekonomi, Seychelles memiliki ekonomi campuran yang berkembang pesat, terutama bergantung pada sektor jasa dan pariwisata. Meskipun defisit perdagangan masih terlihat, ekonomi negara ini telah mengalami pertumbuhan yang stabil. Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh lebih cepat daripada populasi, dan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita secara signifikan lebih tinggi daripada kebanyakan negara di benua Afrika.
Kembali ke pembahasan kerjasama antara LAFKI dan Seychelles, hasil dari diskusi tersebut mencakup beberapa poin penting. Salah satunya adalah kesepakatan untuk memberikan bimbingan tentang akreditasi fasilitas kesehatan di Seychelles dalam waktu dekat. Langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang LAFKI untuk menjalankan akreditasi internasional dan meningkatkan standar pelayanan kesehatan di negara-negara mitra.
Para ahli di bidang manajemen kualitas dan sumber daya manusia melihat kerjasama ini sebagai langkah yang signifikan. Konsep-konsep dari Total Quality Management (TQM) hingga teori motivasi dalam manajemen sumber daya manusia menjadi dasar filosofis bagi kerjasama semacam ini. Dengan terwujudnya kerjasama ini, LAFKI dan Seychelles menunjukkan semangat untuk terus berkembang dan meningkatkan standar layanan kesehatan.
Melalui kemitraan ini, kedua belah pihak berharap dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kesehatan masyarakat global. Semoga kerjasama ini tidak hanya menjadi inspirasi bagi kolaborasi serupa di masa depan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi semua orang.
Oleh. dr. Iwan Trihapsoro, SpKK, SpKP, FINSDV, FAADV, FIHFAA