Sidoarjo.PW-Beberapa waktu lalu Ketua Yayasan Sair Ma’arif Desa Pademonegoro, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo menonaktifkan dua guru MI.Ma’arif Pademonegoro yakni Muslimin, S.Ag. dan Muflihatul Mukminah, S.Pd.I. Penonaktifan itu berdasarkan hasil rapat pengurus yayasan.Karena sebelumnya, kedua tenaga pendidik tersebut sudah ditawari untuk bergabung di Yayasan Sair Ma’arif namun tidak mau.
Atas pernyataan salah satu guru yang dinonaktifkan yaitu Muslimin, S.Ag. mengatakan. “Saya kaget dan tidak tahu kenapa saya dinonaktifkan yayasan. Saya juga tidak menerima surat peringatan (Sp) satu, dua, maupun tiga. Tahu-tahu saya dinonaktifkan itupun melalui surat yang berbentuk copy,. Jadi, sampai saat ini surat penonaktifan yang asli saya tidak tahu,” kata Muslimin. Kamis malam (29/6/2023. red).
Lanjut Muslimin, yang pernah menjabat kepala sekolah MI. Ma’arif Pademonegoro selama dua periode. Upaya minta maaf telah dilakukanya mendatangi ke rumah pengurus Yayasan Sair Ma’arif tapi tidak membuahkan hasil.
Saat dikonfirmasi terkait penonaktifan tersebut, Ketua Yayasan Sair Ma’arif Pademonegoro Drs. Ali Miftahuddin memberikan keterangan kepada awak media ini. Senin (14/8/2023). Surat penonaktifan itu saya kirim bukan soft copy tapi asli hard copy. Dan memang benar pernah datang minta maaf ke sebagian pengurus Yayasan Sair Ma’arif tapi tidak kerumah saya. “Waktu itu kepala sekolah Bu Muflihatul Mukminah beserta beberapa orang termasuk Bapak Muslimin menyatakan tidak mau bersama kami Yayasan Sair Ma’arif,” tegas Ali Miftahuddin.
Menurutnya, penolakan itu dibuktikan bahwa pengangkatan kepala sekolah di ajaran baru tahun 2022-2023 bukan lagi menggunakan Surat Keputusan (SK) dari Yayasan Sair Ma’arif, melainkan dari Al Ma’arif Pademonegoro.
“Padahal kami sudah menawari. Sehingga mereka membuat SK sendiri dengan nama Yayasan Al Ma’arif Pademonegoro. Lalu diubahlah data EMIS (Education Managemennt Information System) padahal itu dokumen negara, maka diubahlah nama Yayasan Sair Ma’arif menjadi Al Ma’arif Pademonegoro,” jelasnya.
Karena Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Sidoarjo mengetahui merubah EMIS maka ditolaklah SK tersebut. Yang berakibat sampai bulan November 2022 terjadi kekosongan jabatan kepala sekolah MI.
Pihak Pendma Kemenag Kabupaten Sidoarjo pernah datang ke rumah pembina Yayasan Sair Ma’rif untuk menyodorkan 5 nama calon kepala sekolah. Namun seluruh calon menolak pernah ditawari tapi menolak.
“Pernah Pak Fatoni sowan ke rumah kakak saya selaku pembina Yayasan Sair Ma’arif. Kami disodori lima nama calon untuk diangkat menjadi kepala sekolah. Saya bilang, sebetulnya lima calon sudah saya tawari tapi menolak,” tegasnya
Ada jaminan dari pihak Kemenag Sidoarjo terkait penerbitan SK, maka ketua Yayasan Sair Ma’arif menerbitkan SK dengan mengangkat Edy Susilo selaku kepala sekolah MI. baru.
Upayapun dilakukan Ali Miftahuddin untuk pencairan TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang 4 bulan sebelumnya kosong (tidak cair) dengan cara kordinator dengan teman-temannya LP (Lembaga Pendidikan) Ma’arif.
“Yang dilaporkan ke DPR Kabupaten Sidoarjo, yang katanya saya penyebabnya ternyata itu fitnah. Katanya yang bisa cair itu semenjak pengangkatan kepala sekolah baru yakni bulan 11 dan 12 cair, yang sebelumnya (4bulan) tidak bisa cair karena tidak ada kepala sekolahnya,” ujarnya.
Dalam perjalanan 6 bulan tidak ada komunikasi kepala sekolah dengan yayasan. Hari Raya Idul Fitri tidak satupun guru yang silaturahim ke yayasan. Begitu juga perpisahan kelas 6 ke Batu Malang, tidak ada pemberitahuan atau surat ke yayasan.(Znr)