Jakarta, PW: TNI Angkatan Laut melalui Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Dispotmaral) melaksanakan program Pelatihan Penanggulangan Bencana (LATGULBEN) TA. 2022 dalam rangka membangun kesadaran terhadap pentingnya memahami karakteristik ancaman sekaligus penanggulangan bencana alam di daerah rawan bencana yaitu Wilayah Lantamal I/Lanal Simeulue, Lantamal II/Lanal Nias.
Pelatihan berlangsung selama 3 hari, sejak tanggal 17 hingga 19 Mei 2022 dengan melibatkan personel dari jajaran TNI, Polri, Pemda, BPBD, Basarnas, BMKG, Dinas Kesehatan, pelajar dan masyarakat Maritim. Untuk wilayah Nias dikoordinir oleh Danlanal Nias Kolonel Laut (P) Antonius Hendro Prasetyo sedangkan wilayah Simeulue dikoordinir oleh Danlanal Simeulue Letkol Laut (P) Hendra Dwinanto S.H., M. Tr (Opsla). Kegiatan yang sama nantinya juga akan dilaksanakan TNI Angkatan Laut di Lantamal XIV/Sorong pada awal Juli 2022.
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pengetahuan bencana dan sikap sadar bencana yang belum menjadi perilaku sehari–hari menjadi perhatian khusus TNI Angkatan Laut dalam upaya mewujudkan tujuan Dawilhanla dalam perspektif kepentingan masyarakat.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya pada Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2022 (23/2) menekankan pada pembangunan sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di daerah rawan bencana. Budaya sadar bencana harus dimulai sejak dini mulai dari individu, keluarga, komunitas, sekolah sampai lingkungan masyarakat. Indonesia Tangguh Bencana harus dilakukan semua pihak, karena penanggulangan bencana adalah urusan bersama.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan bahwa dalam LATGULBEN ini seluruh personel agar menjaga kepercayaan negara dan rakyat kepada TNI Angkatan Laut melalui kerja nyata dan bersinergi yang bermanfaat bagi institusi, masyarakat, bangsa dan negara.
Sementara itu, Kadispotmaral Laksamana Pertama TNI Dr. Suradi Agung Slamet selaku penanggung jawab Latgulben TNI AL TA. 2022 menerangkan bahwa Pelatihan Penanggulangan Bencana merupakan program rutin yang dilaksanakan oleh TNI AL melalui Dispotmaral yang dilaksanakan tiap tahun dan diutamakan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan, serta menyelamatkan diri dari resiko ancaman dan menghadapi terjadinya ancaman bencana alam gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir sehingga mampu menekan angka korban jiwa dan memahami langkah- langkah awal yang harus diambil saat terjadi bencana,” ungkap Laksma Suradi.
Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami; penanganan korban gempa bumi dan tsunami; sistem komando penanganan darurat bencana; mekanisme penanganan kelompok rentan, penyandang disabilitas dan pengungsi, manajemen kesiapsiagaan bencanan; prosedur pelaksanan proses evakuasi mandiri dari ancaman resiko. Pada akhir pelatihan dilaksanakan simulasi kesiapsiagaan bencana dan evakuasi mandiri masyarakat pesisir terhadap gempa bumi dan tsunami.