SBT, PW: Upaya Babinsa di Jajaran Kodim 1502/Masohi seperti halnya yang dilakukan oleh Serru Ismail Lessy untuk terus melakukan pencegahan secara preventif untuk mencegah kecanduan anak pada gawai, Gemarnya Game Online Pada Murid-murid SDN 6 Desa Siwalalat, Kec Weriname, Kab Seram Bagian Timur, Senin (29/03/2021).
Hal itu dilakukan dalam menyikapi dampak perilaku negatif dan sosial pada anak yang semakin meningkat seperti halnya: Malas berolahraga, malas belajar, kurang bersosialisasi terhadap lingkungan dan hilangnya dunia anak-anak pada umumnya
Terhadap lingkungan dan masih banyak lagi dampak negatif lainnya yang terjadi pada kondisi lingkungan kita saat ini pada usia anak sekolah, terlebih di tengah Pandemi saat ini, tidak dapat dipungkiri hal ini dikarenakan mudahnya akses yang didapat yang diakibatkan kurangnya fungsi Kontrol pada lingkungan keluarga dan kurang peduli kita pada lingkungan sehingga kecanduan anak pada gawai kian hari makin meningkat terutama kecanduan game online melalui handphone. Ujar Dandim 1502/Masohi Letkol Inf Nunung Wahyu Nugroho,S.E,M.Si
Kurangnya pengendalian pada orang tua inilah Para Babinsa Jajaran Kodim 1502/Masohi untuk kita dorong agar membantu kondisi sosial ini tidak makin parah dan menjadi ancaman serius bagi generasi pelajar.
Ditambah pentingnya fungsi Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di wilayah Kodim 1502/Masohi secara umum dan secara Teritorial ada tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Seram Bagian Barat. Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur. Menyikapi kasus kecanduan gawai pada anak disebabkan pola asuh orangtua yang salah.
“Masih banyak orangtua yang memberikan gawai kepada anaknya dengan alasan agar si anak bisa anteng bermain. Jika anak sudah kecanduan gawai, pasti ada yang salah pada pola asuh orangtuanya,” ungkap Letkol Inf Wahyu, sapaan akrabnya.
Selain merubah pola asuh, Wahyu juga meminta agar orangtua selalu mendampingi serta mengajak anak untuk berkomitmen dalam menggunakan gawai. “Mengenalkan anak dengan gawai sejak dini bukan hal yang salah, namun harus ada komitmen antara orangtua dan anak. Misalnya si anak hanya boleh menggunakan gawai ketika libur sekolah, dan hanya satu jam misalnya. Jika si anak melanggar, orangtua bisa mengambil gawai tersebut,” imbuhnya pula.
Guna menekan angka kecanduan gawai pada anak, pihaknya telah melakukan beberapa langkah preventif dengan meningkatkan Upaya Babinsa untuk mensosialisasikan peran orangtua dalam pengawasan dan pengendalian anak-anaknya.
“Orang tua harus tetap mendampingi anaknya saat menggunakan gawai, meskipun hanya sekedar bermain games. Pada saat itulah akan terjadi interaksi dan komunikasi antar anak dan orangtua. Jika dari awal ditanamkan pola asuh seperti itu, mungkin tidak akan ada anak yang masuk dalam kategori kecanduan, terlebih sampai.masuk rumah sakit,” tutur Dandim Letkol Inf Nunung Wahyu Nugroho, S.E,M.Si. @/red