MBD: Dalam sambutan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang diwakilkan oleh KKP, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, Direktorat Kepelabuhanan Perikanan atau Kepala pengawas Sabandar se Indonesia Dr.Ir. Izak Y. Siamiloy, M.Si. “mengatakan bahwa sesuai rencana akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur Pelabuhan Perikanan Tiakur Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Pulau Moa pada tahun 2024 mendatang atau terhitung 15 bulan bekerja.
Hal ini sejalan dengan target pembangunan Pelabuhan Perikanan Tiakur SKPT Moa oleh Kontraktor PT. CITRA ARYA PERSADA KSO, PT. PILAR DASAR MEMBANGUN dan KKP RI.
“Tujuan pembangunan SKPT Tiakur Pulau Moa adalah kita ingin membangun pusat pertumbuhan baru bisnis perikanan dan kemudian kita berharap ekonomi lokal tumbuh dan berkembang di situ. Kita berharap konsumsi ikan dinikmati oleh masyarakat lokal juga dan seterusnya bisa mengembangkan proyeksi ekspor baru oleh karena itu target KKP SKPT Tiakur Pulau Moa hasil tangkapan nelayan bisa langsung di expor keluar wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). “Pungkasnya. (Tiakur 15/02/2023)
Dikatakan, pembangunan Pelabuhan Perikanan Tiakur SKPT Moa saat ini direncanakan pembangunan fisiknya di mulai pada Minggu depan, olehkarena kita baru ada dalam rapat bersama Pemkab MBD untuk penyerahan lahan seluas 8.279m2 yang menjadi area Pelabuhan Perikanan Tiakur.”yakni target berupa pembangunan sejumlah fasilitas pendukung.
Adapun ruang lingkup pekerjaan pembangunan prasarana dan sarana mulai dari pembangunan dermaga, integrated cold storage, pangkalan pengisian minyak khusus untuk nelayan, pembangunan jalan dan kawasan serta fasilitas penunjang pelabuhan lainnya.” . Tahun ini proses pembangunan SKPT Moa sudah mulai berjalan dan mudah-mudahan secepatnya rampung sesuai yang ditargetkan,” urainya.
Menurutnya, mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti telah menetapkan pembangunan SKPT semenjak tahun 2015 dan terus didorong agar terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan kelautan dan perikanan di wilayah Indonesia dengan menjawab program Nawa cita dari Bapak Presiden, dimana pembangunan dimulai dari wilayah kepulauan 3T dan wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya juga masuk dalam usulan pembangunan pelabuhan perikanan yang berada di pulau Moa.
Siamiloy.” mengakui bahwa meskipun wilayah MBD kaya akan SDAnya namun ada banyak masalah yang sedang menjadi fokus KKP yakni masalah SDM dan Saran prasarana yang dibutuhkan bagi para nelayan sangat penting, oleh karena itu perlunya penambahan bantuan, fasilitas infrastruktur dan prasarana yang harus dikembangkan dan sejumlah hal lainnya.
Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) merupakan wilayah kepulauan Dengan 17 kecamatan, berada pada pulau-pulau yang berbatasan dengan Negara tetangga yaitu Timor-Leste dan Australia makah untuk menjawab kebutuhan sapras nelayan tidaklah mudah dilakukan oleh KKP RI sendiri. Sehingga dia berharap ada dukungan dari Pemerintah Provinsi Maluku maupun Pemerintah Kabupaten MBD, termasuk dari Kementrian yang lain dan Komisi IV DPR RI.”tandasnya.
Di kesempatan itu, rombongan KKP RI (Biro Perencanaan dan Biro Tangkap), Pemkab MBD, Kontraktor dan Konsultan ada dalam penandatanganan dokumen penyerahan lahan dari pihak Pemkab MBD ke KKP RI, untuk selanjutnya dapat melakukan pekerjaan pembangunan pelabuhan perikanan Tiakur SKPT Moa di lahan milik Pemkab MBD.
Kemudian, dalam sesi diskusi dan wawancara kepada pihak kontraktor (Hendra Saputra) Pemkab MBD mengusulkan agar ketika pekerjaan berlangsung jangan lupa gunakan tengah kerja lokal atau masyarakat Moa. Namun dalam penegasannya Hendra berharap tenaga kerja lokal mematuhi beberapa syarat dan ketentuan atau peraturan perusahaan yang harus ditaati oleh pekerja lokal.”pungkas Hendra
Dalam kesempatan yang sama diruangan aula kantor bupati “perwakilan KKP RI” Siamiloy mejelaskan kepada awak media kalau peroyek pembangunan pelabuhan perikanan Tiakur SKPT Moa juga tidak terlapas dari cerita sejarah yang ada di desa tounwawan kecamatan Moa, dimana ada cerita tetang tongkat komando yang di berikan oleh Jendral Sinoara secara langsung kepada mata rumah Siamiloy jadi kalau ada orang Jepang yang ke Moa pasti ke rumah tua Siamiloy dulu.
Selanjutnya.” Siamiloy mejelaskan KKP RI memperoleh hibah dana dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai 5,5 miliar yen atau Rp 704,6 miliar. Hibah ini akan digunakan untuk mendanai pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang diprogramkan oleh KKP RI. Melalui dana hibah ini, KKP RI angarkan 39,99 M untuk pembangunan Pelabuhan Perikanan Tiakur SPKT Moa” dan harapan kami SKPT Moa bisa menjadi pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu mulai dari hulu hingga ke hilir, terutama di pulau-pulau terluar dan kawasan perbatasan. Dan saat ini SKPT Moa manjadi primadona bagi investor asing, salah satunya investor asal Korea yang sudah siap membangun integrated cold storage dengan kapasitas tampung 250 ton yang berada di dua lokasi di pulau Moa yaitu Desa Kaiwatu dan Desa Patti.”Tuturnya
***JQ27